![]() |
Acara pelatihan dasar dan bedah tembang macapat di Bangsri, Jepara. (KF-089) |
klikFakta.com, JEPARA – Tiga tembang macapat yakni Mijil,
Dhandanggula dan Pucung dibedah oleh seorang tokoh seniman sepuh berusia 82
tahun, Romo Suyana Wignya Wibawa di Jepara pada Minggu (25/3/2018). Bedah
tembang macapat tersebut diikuti sejumlah peserta dan para tokoh di kota ukir.
Hadi Priyanto, yang juga hadir mengemukakan, walaupun disemua
jenjang sekolah di Jawa Tengah telah ada pelajaran bahasa Jawa dan didalamnya
ada pelajaran tembang macapat, namun tidak semua sekolah memiliki guru yang dapat mengajarkan tembang tersebut secara lengkap dan benar.
Baik menyangkut guru lagu, guru gatra maupun guru wilangan.
“Apalagi menjelaskan isi tembang tersebut kepada para
siswa. Sebab tembang macapat sebagai karya sastra Jawa yang sangat kaya dan memiliki 11 bentuk lagu atau metrum mulai
Mijil, Maskumambang, Kinanthi, Sinom,
Asmaradana, Gambuh. Dhandanggula,
Durma, Pangkur, Megatruh dan
Pucung,” jelas Hadi dalam rilisnya yang diterima klikFakta.com.
Menurut dia, masing-masing memiliki cara penulisan dan cara melantunkan tembang yang
berbeda-beda. Hal serupa juga dikatakan mantan Bupati Jepara, Hendro Martojo
yang juga hadir dalam acara tersebut.
Menurut Hendro, dalam sebuah sekar macapat, ada banyak pesan
dan nasehat yang diungkapkan dengan
lambang-lambang. Karena tembang macapat adalah karya sastra Jawa yang
dinyanyikan.
“Karena itu para guru memang harus mendapatkan bekal agar
mampu mentransfer nilai-nilai luhur itu dalam bahasa kekinian yang dengan mudah dipahami oleh para siswa,” ujarnya.
Pelatihan Dasar dan
Bedah Tembang Macapat yang
diselenggarakan oleh Padepokan Cakra Latifah,
Yayasan Kartini Indonesia dan Yayasan Damai Bagi Negeri. Kegiatan
digelar di Padepokan Cakra Latifah Banjaragung,
Kecamatan Bangsri, Jepara.
Kegiatan tersebut juga diharapkan menjawab kegelisahan para
guru. Sebab selama ini tidak ada pelatihan khusus tembang macapat untuk para guru. Harapan peserta, pada masa
mendatang ada pelatihan khusus tembang macapat untuk para guru dan bahkan
seniman.
Pada akhir pelatihan dan bedah tembang macapat juga
ditampilkan pagelaran wayang kulit pakeliran padat oleh Ki Dalang Sholeh Ronggo Warsito dengan cerita Kresna Malangan
Dewa.
klikFakta.com/089-Wahyu kz