Peluang Karier Mahasiswa Manajemen Dakwah pada Era Disrupsi

Klikfakta.com
Kamis, 07 Juni 2018 | 10:13 WIB Last Updated 2020-12-07T04:15:53Z
Flashdisk Ebook Islami


Oleh: Fadli Wahyu Ibrahim*

Manusia adalah mahluk yang berfikir, dengan kesempurnaan output dan input yang diberikan oleh Allah SWT. Karena manusia merupakan khalifah fil ard, yang telah difirmankan oleh Allah SWT dalam QS Al Baqarah 256. Sudah Sewajarnya sebagai seorang pemimpin manusia dibekali dengan kesempurnaanya seperti halnya akal manusia, yang mampu menjadikan hal yang tidak mungkin menjadi mungkin. Namun disisi lain manusia juga merupakan abdun (hamba), dimana manusia memiliki sifat mudah terpedaya dan tidak mampu hidup sendiri, karena manusia adalah mahluk sosial. Manusia pada dasarnya memiliki dua dimensi, yaitu dimensi baik dan buruk yang akan menghasilkan dua perkara, benar dan salah. Oleh karena itu manusia harus mampu menempatkan akal dan emosi pada porsi yang tepat, sehingga tercipta kehidupan yang baik dan bermaslahah. Termasuk juga dalam membaca dan menemukan peluang dalam berkarier.

Tentunya setiap manusia mendambakan karier yang tepat seperti apa yang mereka inginkan dan mereka kuasai. Namun seringkali manusia mengalami hambatan dan akhirnya realita tidak sesuai dengan harapan Seperti halnya pada era disrupsi seperti sekarang ini, disaat Sarjana pendidikan justru banyak yang bekerja di koperasi, dan sarjana agama justru menjadi penyuluh terkait zakat dan wakaf. Terdengar aneh memang, tapi itulah nyatanya yang sering kita lihat dilapangan. Hal ini merupakan salah satu dampak saat sistem dan keadaan tidak mendukung. Era disrupsi merupakan salah satu penyebab dari itu semua, dimana era disrupsi yang ditandai dengan perkembangan tekhnologi, sehingga Internet, kecepatan data, serta maraknya artivicual intelegencea, yang justru mengalahkan manusia itu sendiri, membuat IPK tinggi belum tentu menjamin masa depan yang baik. Apalagi disaat krisis efek dari pandemi, sangat terasa sekali.

Disinilah mahasiswa memiliki kesempatan untuk menciptakan karier yang gemilang. Salah satunya adalah mahasiswa Managemen Dakwah. Yaitu mahasiswa dengan peluang karier di sektor yang bisa dikatakan akan memiliki peluang karier yang luas pasca pandemi. Hal ini dapat diamati dari berbagai fenomena di lapangan dan sektor kedinasan dan bidang lainnya terkait keagamaan.

ERA disrupsi singkatnya merupakan fenomena ketika masyarakat menggeser aktivitas yang awalnya dilakukan di dunia nyata beralih ke dunia maya. Lebih jauh lagi, Guru Besar Harvard Business School, Clayton M. Cristhensen melalui bukunya yang berjudul The Innovator Dilemma (1997) menerangkan disrupsi adalah perubahan besar yang mengubah tatanan. Fenomena menjamurnya e-Commerce hari ini merupakah salah satu contoh disrupsi.[1]

Dalam kajian di acara seminar nasional yang diselenggarakan oleh Fakultas Dakwah IAIN Jember, tema yang diangkat tentang Dakwah dan Komunikasi islam di Era Disrups. Dalam diskusi yang berlangsung tentang disrupsi memang awalnya lebih banyak terjadi pada dunia bisnis atau persaingan usaha. Namun tidak semata pada bisnis, hal ini juga mempengaruhi perilaku komunikasi masyarakat yang biasa menikmati santapan informasi melalui media massa mainstream, kini berlaih ke digital. Tidak hanya koran, media elektronik seperti radio dan televisi pun perlu bersiap (Prof. Musta’in M,Si). Fenomena ini pun tentunya didukung karena munculnya teknologi digital yang memudahkan aktivitas masyarakat. Satu sentuhan di layar hand phone, kini diibaratkan seolah langsung mendapat jutaan informasi di dalamnya. Bisa kita lihat bagaimana perkembangan media online hari ini yang begitu pesat karena mampu menyajikan informasi yang aktual. Namun hal itu juga masih tak cukup, kecepatan atau aktualitas media pada kenyataannya bisa diimbangi dengan audiensnya sendiri.[2]

Globalisasi menyebabkan dunia semakin sempit. Globalisasi mengakibatkan semua peristiwa yang terjadi di seluruh penjuru dunia dengan mudah dapat di ketahui. Oleh sebab itu, globalisasi dikenal dengan istilah proses mendunia. Globalisasi muncul karena adanya teknologi transportasi dan komunikasi yang makin canggih. Kehidupan di sekitar kita sudah banyak yang canggih dan serba modern. Misalnya, sekarang banyak menggunakan HP yang sudah dilengkapi beberapa fasilitas seperti internet. Dengan internet, kita lebih cepat mengetahui hal-hal yang luas dari penjuru dunia. Contoh lainnya, yaitu sekarang banyak makanan cepat saji yang di jual di sekitar kita.

Beberapa platform media sosial hari ini sudah memfasilitasi itu, imbasnya seseorang yang bukan dari kalangan media atau bekerja berlembaga pada suatu media pun sekarang sudah bisa menjadi sumber informasi bagi orang lain. Contohnya fitur live streaming pada Instagram, dalam suatu kondisi seseorang dihadapkan langsung pada kejadian besar atau luar biasa, dirinya bisa langsung menyebarkan kejadian itu kepada audiens, bahkan tak jarang pula media massa menjadikan itu sebagai sumber untuk beritanya. Masih banyak lagi akun media sosial yang menjelma menjadi media namun sejatinya belum sah menjadi media massa namun itu banyak diminati masyarakat. Beranjak dari hal itu, kita akhirnya tahu bahwa era disrupsi tentunya berdampak besar pada perkembangan media hari ini. Jawabannya adalah inovasi.

Namun memaknai apa itu inovasi, terkadang salah sasaran, padahal inovasi yang baik idealnya bukan merubah keseluruhan pola media massanya, karena setiap media punya keunggulan dan punya ciri. Banyak kita temui sejumlah media dengan dalih berinovasi malah menurunkan kualitas isi kontennya. Dengan anggapan yang penting “kekinian” dan mencoba memfasilitasi kebutuhan generasi milenial, malah akhirnya tidak jelas tujuan dan “kebablasan”. Perkembangan teknologi dan perilaku disrupsi ini bukan hanya untuk sebagian kalangan saja terutama yang sering jadi patokannya adalah generasi milenial. Padahal tidak seperti itu, imbas disrupsi itu universal jadi jangan lupakan siapa pecinta media anda, siapa target, segmentasi dan lainnya yang selama ini membuat media massa dibutuhkan oleh mereka.

a.     Analisis Peluang Usaha Mahasiswa MD di Era Disrupsi

Mahasiswa Management Dakwah merupakan mahasiswa yang memiliki peluang karier pada sektor management pada dunia dakwah atau keagamaan khususnya agama Islam, hal itu seperti,

a)     Sektor Zakat, Infaq, Shadaqah

Pada bidang ini, merupakan salah satu peluang karier yang mungkin akan ramai dan menjadi lahan basah bagi mahasiswa management dakwah pada era disrupsi saat pandemi dan pasca pandemi. Hal ini dikarenakan pandemi yang memunculkan banyak sekali korban menumbuhkan jiwa sosial pada tiap pribadi di berbagai kalangan. Lembaga resmi bidang zakat wakaf menjadi sibuk, dan kekurangan tenaga dengan kredibilitas mumpuni dan masih fres dalam teori management dalam menciptakan sistem yang nyaman dan sesuai dengan keadaan. Seperti halnya BNPB, Laziznu, Lazizmu, yang membutuhkan sumbangsih tenaga fresh dan faham tekhnologi seperti mahasiswa Management Dakwah

b)    Sektor Haji dan Umrah

Pada sektor ini mungklin akan menjadi bisnis yang paling membutuhkan tenaga kerja baru dalam menghadapi pandemi di era disrupsi ini. Banyaknya PHK yang dilakukan PT biro jasa Umroh karena pihak Mekah yang menutup sementara mekah al mukarramah, membuat mereka tetap survife di era pandemi sekarang ini. Namun hal ini juga menciptakan penimbunan jumlah jamaah yang banyak sekali melihat minat masyarakat Indonesia pada ibadah suci ini. Sehingga tentunya pasca pandemi ini akan terjadi ledakan pada tingkat jamaah. Oleh karena itu sektor ini akan menjadi sektor bisnis yang pasti akan membutuhkan elektabilitas dari mahasiswa lulusan managemnt Dakwah.

c)     Sektor Usaha Kreatif Syariah

Sektor usaha kreatif adalah jenis usaha yang akan muncul bebarengan dengan pemanfaatan cyber atau media masa seperti iklan dan juga start up yang akan muncul dan bersaing pasca pandemi. Disinilah mahasiswa Managemen Dakwah harus mampu memnfaatkan output dan input yang dimiliki untuk mampu menciptakan usaha kreatif yang mampu bersaing di era pandemi ini. Sperti halnya layanan konsultasi terkait Haji Umroh atau zakat, wakaf secara online memanfaatkan artivicual intelegencea yang identik dengan era disrupsi.

 

*Penulis adalah Mahasiswa Prodi Manajemen Dakwah IAIN Kudus

Download Ngaji Gus Baha
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Peluang Karier Mahasiswa Manajemen Dakwah pada Era Disrupsi

Iklan

iklan