![]() |
Direktur PDAM Jepara, Prabowo. (KF-089) |
Dalam
catatan klikFakta.com, pada 2015 lalu Pemkab Jepara berencana akan dibangun
embung di Desa Somosari, Kecamatan Batealit. Sayanganya, rencana ini menguap
begitu saja, tanpa ada informasi yang jelas penyebab “kegagalan” rencana
tersebut.
Kini dapat
dilihat ada satu yang terealisasi proses pembangunannya, yakni pembuatan Embung
Kalimati. Anggaran sudah ada namun proses pembangunannya pun masih menuai
kendala. Jadwal pembangunan fisik ditarget selesai akhir 2017 tetapi sampai
saat ini tak kunjung rampung.
Embung
kalimati direncanakan sebagai sumber air baku PDAM Jepara. Lebih jauh, embung
ini akan menjadi primadona sekaligus pemantik untuk pembuatan embung-embung
lainnya sebagai air baku lantaran PDAM.
Sebab,
perusahaan pelat merah ini di waktu-waktu yang akan datang tak akan bisa lagi
mengandalkan sumur-sumur yang dimiliki. Sejak awal perencanaan, proyek puluhan
miliar ini cukup sulit, hingga harus bersabar karena realisasinya sempat
tertunda.
Berdasarkan
penelusuran klikFakta.com, sebagai pemanfaat embung, PDAM Jepara diminta
membuat detail engineering design (DED) pada 2015. DED selesai dibuat dan
diajukan ke Kementerian PUPR pada tahun yang sama. Harapannya, anggaran bisa
dialokasikan pada APBN 2016.
Dari DED
yang dibuat, total anggaran yang dibutuhkan untuk membuat embung hingga bisa
digunakan sebagai air baku mencapai Rp 46 miliar. Anggaran dicairkan dalam dua
tahap. Sekira Rp 22 miliar pada 2016 dan sisanya setahun kemudian.
Pada tahun
pertama, anggaran akan difokuskan untuk pembangunan infrastruktur embung. Di
tahun kedua, fokus pada instalasi pengolahan air, fasilitas lainnya termasuk
pernik-pernik untuk memperindah embung.
Sebab, di
sekitaran embung direncanakan pula dibuat taman. Tapi kebijakan rasionalisasi
anggaran di pemerintah pusat membuat rencana itu tertunda. Anggaran untuk
Embung Kalimati termasuk yang dirasionalisasi.
Anggaran pun
baru diketok pada 2017. Tak ada perubahan rencana, hanya waktunya yang mundur.
Dengan begitu, sepanjang tahun lalu, harus diselesaikan pembangunan embung.
Tahun ini, tinggal pembuatan instalasi pengolahan air dan fasilitas penunjang
lainnya.
Tapi
kenyataannya, sampai saat ini pembangunan infrastruktur pun belum rampung
diselesaikan. Direktur PDAM Jepara Prabowo tak bisa menjelaskan proses
pembangunan tersebut lantaran dirinya hanya sebagai pemanfaat dan tak memiliki
wewenang apapun dalam hal proses pembangunan tersebut.
Pasalnya, pembangunan
berada dalam wewenang Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana dan
pelaksana megaproyek adalah rekanan yang berasal dari Pontianak Kalimantan
Barat. Prabowo hanya bisa menjelaskan berdasarkan DED yang telah ia buat.
Total luas
lahan dari kolam embung dan beberapa fasilitas lainnya lebih dari 20 hektare.
Embung itu memiliki luas empat hektare dengan kedalaman delapan meter dan bisa
menampung air lebih dari 100 ribu meter kubik.
Rencananya,
sumber air itu dari Sungai Bapangan turut aliran sungai Kanal yang berada di
Kelurahan Bapangan Kecamatan Jepara Kota. Selain itu juga akan mengandalkan air
hujan di musim penghujan. Adapun saat sudah dikelola, diharapkan air baku bisa
diproduksi mencapai 50 liter per detik.
Pembuatan
embung tersebut, bertujuan utama untuk memproduksi air baku. Sebab, nanti lambat
laun pihaknya tidak lagi menggunakan sumur, tapi air permukaan sebagai sumber
produksi.
Namun, saat
ini Prabowo mengaku nyaris putus asa lantaran pembangunan embung tak kunjung
rampung. Padahal sumber air dipastikan akan ditambah lagi di waktu mendatang.
Sebab, pelanggan PDAM dipastikan juga bertambah. Dari pelanggan masyarakat
berpenghasilan rendah (MBR), tiap tahun dipastikan ada ribuan pelanggan baru.
Apalagi awal
tahun ini PDAM Jepara juga membuat program pembuatan jaringan baru bagi
masyarakat, dan bersubsidi. Pihaknya pun menyiapkan dana yang besar untuk
memberi subsidi tersebut. Sehingga praktis, pelanggan baru terus bertambah.
Pihaknya pun
berencana dan telah bersiap membuat sumur lagi. Kepada klikFakta.com, Prabowo
mengaku tahun 2018 ini akan membangun sedikitnya 9 (sembilan) sumur baru.
Sedangkan sampai saat ini, PDAM Jepara telah memiliki 80 sumur.
Dalam
catatannya, tiap sumur rata-rata memproduksi antara 8 hingga 10 liter per
detik. Namun jumlah produksi itu tak konstan. Kendati sudah memilih lokasi
sumur yang terbaik, tiap musim kemarau debit air selalu menyusut sebanyak tiga
liter per detik.
Ikuti terus
ulasan tentang Megaproyek Embung di Jepara di seri-seri selanjutnya.
(Redaksi /
Wahyu KZ)